Sabtu, 16 Mei 2009

Pencemaran Limbah di Sungai Siak Meluas

Pekanbaru, Kompas - Pencemaran limbah di Sungai Siak yang membunuh berbagai jenis dan ukuran ikan meluas hingga meliputi rentang panjang aliran 100 kilometer dari hulu ke hilir sungai tersebut. Akibatnya, diperhitungkan ikan yang terbunuh mencapai 1,5 ton.

Direktur Rona Lingkungan dari Universitas Riau Tengku Ariful Amri mengungkapkan itu saat ditemui di Pekanbaru, Kamis (10/6). Ia mengatakan, limbah yang mencemari air Sungai Siak dan membunuh berbagai jenis dan ukuran ikan Selasa lalu dilaporkan meluas hingga kawasan hilir yang terpisah sekitar 100 kilometer dari hulu sungai berkedalaman rata-rata 29 meter itu. Perluasan tersebut diketahui setelah mendapat laporan masyarakat yang menemukan ikan yang mati akibat kekurangan oksigen di Perawang, Kabupaten Siak.

Menurut Ariful, akibat luapan limbah tersebut, hingga Selasa lalu ikan yang mati akibat kekurangan oksigen mencapai 1,2 ton. Jumlah tersebut akan bertambah 0,3 ton sampai kondisi air Sungai Siak normal.

"Kematian ikan itu akan terus berlangsung hingga kadar oksigen terlarut dalam air Sungai Siak normal, dan hingga saat itu total ikan yang mati menjadi 1,5 ton," kata Ariful.

Menurut Ariful, kondisi air saat puncak pencemaran Selasa lalu menunjukkan tingkat oksigen terlarut (dissolved oxygen/DO) sangat rendah, yakni 0,2 hingga 0,7 bagian per milimeter (ppm). Padahal, kondisi normal yang diperlukan ikan yang hidup di Sungai Siak antara 2 hingga 3 ppm.

"Pada tanggal 2 Juni lalu, saat kami mengambil contoh air dari Sungai Siak, diketahui kondisi DO di sungai ini masih baik, 2 hingga 3 ppm. Namun, hanya dalam waktu singkat, kandungan oksigen turun drastis. Hal itu hanya dapat terjadi akibat kandungan pupuk organik yang sangat tinggi. Hal tersebut terjadi karena di bagian hulu banyak pabrik pengolahan minyak kelapa sawit dan perkebunannya," kata Ariful.

Faktor musim

Meskipun demikian, menurut Ariful, faktor utama yang menyebabkan pencemaran Sungai Siak hingga kematian ribuan ikan itu adalah pergantian musim, dari musim hujan ke musim kemarau. Musim kemarau menyebabkan volume air di sungai tersebut jauh berkurang, sementara limpahan limbahnya justru meningkat.

"Akibatnya, banyak ikan kekurangan oksigen dalam jumlah besar, sementara air yang digunakan untuk hidup berkurang. Apalagi limbah yang masuk ke aliran Sungai Siak meningkat, ketika air hujan yang terjadi sejak Senin pagi hingga Selasa malam mengalirkan limbah organik dari darat langsung ke Sungai Siak," kata Ariful.

Menurut Ariful, akibat faktor alam tersebut, kematian ikan karena kekurangan oksigen akan kembali terulang di sepanjang tahun ini. Akan tetapi, limpahan limbah tidak separah pencemaran yang membunuh ribuan ikan awal minggu ini.

"Pencemaran Sungai Siak yang berujung pada kematian ikan Selasa lalu itu yang paling parah selama ini. Ini akan kembali terulang sepanjang tahun ini meskipun tidak sama parahnya," kata Ariful.

Sebelumnya diberitakan, ribuan ikan dalam berbagai ukuran dan jenis ditemukan mati mengambang di sepanjang aliran Sungai Siak di kawasan Kota Pekanbaru. Itu dikarenakan kekurangan oksigen setelah permukaan air sungai itu tertutup limbah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar